Tak Malu Lagi Berbuat Maksiat

Bertakwalah kepada Allah Ta’ala. Dekatkanlah diri pada-Nya dengan penuh kesadaran bahwa Dia Maha Mendengar dan Maha Melihat. Takwa kepada Allah adalah menaati-Nya berdasarkan petunjuk-Nya dengan berharap pahala dari-Nya. Dan tidak bermaksiat kepada-Nya berdasarkan petunjuk-Nya dengan perasaan takut akan adzab-Nya.

Ibadallah,

Sesungguhnya bentuk kejahatan yang besar adalah seseorang melakukan perbuatan dosa secara terang-terangan. Ia menampakkan perbuatan rendah dan kejinya. Yang demikian adalah bentuk nyata-nyata dari pembangkangan dan pengrusakan. Pelakunya layak mendapat hukuman da kemarahan dari Allah di dunia dan akhirat. 

Dalam Shahih al-Bukhari dan Muslim terdapat sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

(كُلُّ أُمَّتِي مُعَافًى إِلَّا الْمُجَاهِرِينَ ، وَإِنَّ مِنْ الْمُجَاهَرَةِ أَنْ يَعْمَلَ الرَّجُلُ بِاللَّيْلِ عَمَلًا ثُمَّ يُصْبِحَ وَقَدْ سَتَرَهُ اللَّهُ عَلَيْهِ فَيَقُولَ يَا فُلَانُ عَمِلْتُ الْبَارِحَةَ كَذَا وَكَذَا وَقَدْ بَاتَ يَسْتُرُهُ رَبُّهُ وَيُصْبِحُ يَكْشِفُ سِتْرَ اللَّهِ عَنْهُ

“Seluruh umatku mu’afa (dimaafkan dosanya), kecuali orang yang melakukan dengan terang-terangan. Dan sesungguhnya termasuk melakukan dengan terang-terangan yaitu, seseorang melakukan sesuatu perbuatan (kemaksiatan, Red.) pada waktu malam, lalu dia masuk pada waktu pagi, kemudian mengatakan: “Hai, Fulan! Kemarin malam aku telah melakukan demikian dan demikian”. Dia telah melewati malamnya dengan ditutupi (kemaksiatannya) oleh Rabb-nya (Penguasanya, Allah), dan dia masuk pada waktu pagi menyingkapkan tirai Allah darinya”.

Ibadallah,

Orang-orang yang terang-teranga berbuat maksiat dianggap sebagai pengkhianat. Karena Allah telah menutupi aib dan kesalahannya. Kemudian dia malah menampakkannya. Ia ingin populer dan mendapat kedudukan di tengah orang-orang yang mendengar dan melihat apa yang ia lakukan. Ini adalah sebuah kejahatan. Kalau sampai maksiatnya itu menginspirasi orang-orang untuk melakukan hal serupa, maka kemungkaran dan kejahatannya lebih besar lagi. 

Ibadallah, 

Perbuatan terang-terangan melakukan dosa. Menampakkannya di tengah khalayak adalah kejahatan besar. Karena hal itu sangat cepat pengaruhnya dalam menimbulkan kerusakan di muka bumi. Orang yang terang-terangan berbuat maksiat, hakikat adalah orang yang hilang akal sehatnya. Ia menantang murka Allah Ta’ala. Mereka ini adalah orang-orang yang menyengajakan diri untuk terhalangi dari maaf Allah. Karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

كُلُّ أُمَّتِي مُعَافًى إِلَّا الْمُجَاهِرِينَ

“Seluruh umatku akan diampuni, kecuali orang-orang yang melakukan dosa secara terang-terangan.” (HR. al-Bukhari dan Muslim).

Ibadallah,

Orang-orang yang terang-terangan bermaksiat telah menjatuhkan wibawanya sendiri di tengah masyarakat. Ia telah mencampakkan kehormatan pribadinya. Mempersilahkan orang-orang membicarakan aibnya dan kejahatannya. Ia tak lagi memiliki kehormatan.

Orang-orang yang demikian telah menampakkan diri bahwa mereka adalah orang yang kosong dari agama dan nilai-nilai akhlak yang luhur. Mereka telah meremehkan hak Allah dan Rasul-Nya. Serta hak orang-orang yang beriman.

Orang-orang yang terang-terangan bermaksiat layak juga dihukum secara terang-terangan. Dia sendiri telah menjatuhkan dirinya secara terang-terangan. Dengan dihukum demikian, diharapkan terhentilah keburukan dan kerusakannya. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan, “Sesungguhnya kemungkaran yang terang-terangan harus diingkari dengan terang-terangan pula. Tidak ada istilah ghibah padanya. Harus dihukum secara terang-terangan pula. Dan orang-orang yang dikenal baik semestinya tidak turut serta menyalatkan jenazahnya. Mencegah muncul orang semisalnya. Tidak mengikuti pengurusan jenazahnya.”

أَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ {إِنَّ الَّذِينَ يُحِبُّونَ أَنْ تَشِيعَ الْفَاحِشَةُ فِي الَّذِينَ آَمَنُوا لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ فِي الدُّنْيَا وَالْآَخِرَةِ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ} [النور:19]

“Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan yang amat keji itu tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia dan di akhirat. Dan Allah mengetahui, sedang, kamu tidak mengetahui.” [Quran Nur: 19].

Ibadallah,

Manusia adalah di antara makhluk Allah Jalla wa ‘Ala. Allah mengadakan mereka yang sebelumnya mereka tidak ada di muka bumi ini. Tujuan diadakan tersebut adalah agar mereka menjadi hamba yang taat, tunduk, berserah diri, dan patuh kepada yang menciptakan mereka dari sesuatu yang tidak ada.

Akan tetapi manusia, tatkala akalnya rusak, fitrahnya berubah, dan dia dipengaruhi oleh setan, ia akan menjadi songkak dan ingkar. Menjadi sombong dan merusak. Menjadi jahat dan tak bisa diatur. Dan perbuatan-perbuatan jahat lainnya. Siapa yang hidupnya berada di atas keburukan demikian, maka musibah besar baginya. Ia akan menerima hukuman. Dan hal seperti ini sangat cepat mendatangkan murka Allah.

sumber: https://khotbahjumat.com/4699-tak-malu-lagi-berbuat-maksiat.html

Tinggalkan komentar